Kesehatan

Terus Alami Lonjakan, Sumbar Harus Pacu Pelacakan Kasus Covid-19

7
×

Terus Alami Lonjakan, Sumbar Harus Pacu Pelacakan Kasus Covid-19

Sebarkan artikel ini
Corona
Gubernur Sumbar Mahyeldi (tengah) bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Sumbar memimpin rapat koordinasi penanganan Covid-19 bersama bupati dan wali kota se-Sumbar, Kamis (22/4/2021) malam. IST/HUMASPROV

PADANG, hantaran.co Pemprov Sumbar perlu meningkatkan kapasitas pelacakan atau tracing potensi kasus positif guna menekan laju pandemi Covid-19 yang naik drastis sejak awal April 2021. Saat ini, jangkauan pelacakan yang dimotori oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar masih di bawah stadar Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Penekanan agar pelacakan potensi kasus terus ditingkatkan disampaikan Gubernur Sumbar Mahyeldi di hadapan para bupati dan wali kota serta dinas terkait, dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19, Kamis (22/4) malam. Ia menegaskan, bahwa pelacakan, pemeriksaanatau testing, sertaperawatan pasien atautreatment (3T), perlu diperkuat.

“Kepada pemerintah kabupaten dan kota, kami minta untuk melakukan beberapa langkah strategis, di antaranya mengoptimalkan penerapan praktik 3T ini di daerah masing-masing,” ujar Mahyeldi.

Mahyeldi menyebutkan, untuk pelaksaan tracing saat ini, Pemprov Sumbat terkendala pada kurangnya jumlah tenaga kesehatan (nakes) di lapangan. Hal ini disebabkan karena sebagian tenaga kesehatan telah ditugasi sebagai petugas penyuntikan vaksin. Sehingga, ia berharap agar penambahan tenaga untuk melakukan tracing dapat dilakukan.

“Kendala untuk saat ini, masih kurangnya tenaga tracing karena juga merangkap sebagai vaksinator. Solusinya, tentu dengan menambah tenaga tracing dengan melibatkan perangkat Babinsa dan Bhabinkamtibmas,” ujarnya lagi.

Selain itu, Mahyeldi juga menekankan pentingnya pengawasan bagi pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Ia memerintahkan, agar perangkat pemerintahan di tingkat terkecil dalam program Nagari Tageh dan Kongsi Covid-19, ikut memperketat pengawasan bagi warga yang menjalani isolasi mandiri.

Kemudian, sambung Mahyeldi, faktor yang juga tak kalah penting dalam menekan jumlah kasus Covid-19 yaitu meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan. Sebab ditengarai, salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Sumbar adalah lemahnya penerapan perilaku Mengunakan Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak (3M) di tengah warga.

Dalam kesempatan itu Mahyeldi juga meminta, agar seluruh jajarannya beserta bupati/wali kota memperkuat kembali penerapan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), dalam rangka meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Kepada seluruh komponen pembangunan daerah dari bupati/wali kota hingga nagari dan kelurahan sebagai ujung tombak, agar senantiasa mengingatkan masyarakat untuk menerapkan disiplin protokol kesehatan. Mari saling mengingatkan dan mematuhi prokes sembari mengoptimalkan vaksinisasi, sehingga penularan Covid-19 bisa dicegah sejak dini,” ujarnya.

Mahyeldi mengamini, bahwa kasus positif Covid-19 di Sumbar terus mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, data terakhir menunjukan penambahan kasus yang mencapai 500 lebih dalam pemeriksaan harian. Oleh karena itu, ia meminta kerja sama seluruh pihak, terutama dalam penerapan prokes.

“Kita amat prihatin dengan kondisi saat ini, di mana dalam beberapa hari terakhir dan hingga hari ini pascamelonjaknya angka konfirmasi penderita Covid-19 di Sumatera Barat, yang mencapai 514 kasus,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sumbar, Linarni Djamil juga mengakui, bahwa kuantitas pelacakan kasus Covid-19 di Sumbar masih rendah. Saat ini, katanya, Dinkes Sumbar baru bisa melacak 12 orang dari satu kasus, dan jelas masih berada di bawah standar ideal WHO.

“Capaian kita baru 12 orang sedangkan standar WHO 1 kasus positif kontak erat yang dicari 25-30 orang. Semakin banyak kita mendapat kontak erat, maka semakin dini kita bisa menangani kasus, sehingga semakin terkendali pandeminya,” ujarnya kepada Haluan.

Di samping itu Linarni menyebutkan, Dinkes belum bisa merekrut tenaga kesehatan tambahan khusus untuk tracing karena keterbatasan anggaran saat ini. Namun, katanya, untuk meningkatkan kapasitas pelacakan, pihaknya bekerja sama dengan TNI/Porli, untuk melibatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas sebagai tenaga pelacak.

“Kita akan melibatkan Babinsa dan Bhabinkantibmas untuk bisa menjadi tracer. Kita suda beri pelatihannya di puskesmas-puskemas,” kata Linarni. (*)

Yesi/hantaran.co