Ramadan

Memahami Makna Sabar

13
×

Memahami Makna Sabar

Sebarkan artikel ini
Sabar
Salman Afralisi (Ketua Harian Muallaf Center Sumbar, Pengurus Masjid Nurul Iman Padang). IST

Salman Afralisi

(Ketua Harian Muallaf Center Sumbar, Pengurus Masjid Nurul Iman Padang)

Sabar merupakan salah satu amalan yang balasan pahalanya hanya Allah SWT yang memberikan langsung. Di bulan Ramadan ini pahala sabar senantiasa tersebar pada setiap ibadah yang dilakukan.

Banyak orang yang menyangka jika sabar hanya untuk ujian dan musibah. Namun di dalam kitab Silsilatu’amallilkulub disebutkan bahwa sabar terbagi atas tiga, dan sabar atas ujian serta musibah hanya menempati urutan paling akhir dari tingkatan sabar dengan balasan pahala yang paling kecil.

Kenapa sabar dalam ujian dan musibah menempati urutan yang ketiga, karena sabar dalam kondisi tersebut hanya memberikan dua pilihan bagi manusia yakni sabar atau tidak sabar. Namun ketetapan Allah tidak akan berubah.

Contohnya jika kita mendapatkan kabar bahwa orang tua kita meninggal dunia di kampung, kita hanya bisa melakukan dua hal yakni sabar dengan menerima ketetapan Allah SWT bahwa orang tua kita tetap meninggal dunia, atau tidak sabar dengan ketetapan Allah SWT yang sama.

Untuk tingkatan sabar yang pertama ialah sabar dalam taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Kesabaran dalam mentaati perintah Allah dan Rasul seperti menjalankan salat Subuh di Masjid lalu dilanjutkan dengan mendengarkan pengajian.

Manusia memiliki banyak pilihan, seperti memilih untuk langsung pulang setelah Salat Subuh atau kembali tidur, atau lari pagi atau hanya sekadar minum kopi. Namun di antara banyak pilihan tersebut kita memilih mengikuti pengajian dan Istiqomah dalam mengikutinya, maka pahala sabar akan ketaatan kepada Allah SWT seperti ini pahalanya lebih tinggi di sisi Allah serta menempati tingkatan yang pertama.

Sabar tingkatan yang kedua yakni sabar dalam menjauhi larangan Allah SWT, seperti halnya sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjauhi larangan Allah juga memiliki banyak pilihan. Seperti ajaran Islam melarang untuk minum-minuman beralkohol, dan kita memilih untuk menghindari  minuman keras tersebut meski dalam kondisi mampu untuk membelinya atau berada di lingkungan banyak orang yang mengkonsumsi alkohol.

Sabar seperti ini merupakan sabar yang terpuji dan sangat banyak kita dapati betapa rapuhnya iman kita ketika kita diuji dengan kesendirian, begitu banyak godaan yang menghampiri namun kita memilih untuk menjauhi serta menghindari.

Tingkatan sabar yang ketiga yakni sabar dalam ujian dan musibah, seperti dijelaskan sebelumnya bahwa sabar dalam ujian dan musibah berada pada tingkatan kesabaran yang paling rendah pahalanya, namun kita harus memahami betul apa itu sabar dalam ujian dan musibah.

Ketika ujian datang seperti tertimpa penyakit parah, kita hanya memiliki dua pilihan yakni sabar disertai ikhtiar dan Allah akan balas dengan pahala tak terhingga sebagaimana dijelaskan dalam hadits.

“Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata : “Rasulullah SAW menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak” (HR.Abu Daud)

Dari hadis di atas kita ketahui bahwa sakitnya seorang mukmin akan menggugurkan dosa, justru dengan sakit  banyak orang yang kembali mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Jadi, sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjauhi larangan Allah, dan sabar dalam ujian dan musibah harus kita sikapi dengan menerima ketetapan Allah SWT kepada kita sebagai hamba-Nya serta pada bulan Ramadan merupakan arena latihan kesabaran terbaik sehingga di akhir Ramadan kita menjadi hamba yang taqwa serta penuh kesabaran. Wallahu a’lam bishawab.(*)