Fokus

Pengerjaan Baru 20 Persen, Pembebasan Lahan Tol 27,6 Kilometer Ditunggu Hingga Juli

8
×

Pengerjaan Baru 20 Persen, Pembebasan Lahan Tol 27,6 Kilometer Ditunggu Hingga Juli

Sebarkan artikel ini
Tol
MASIH LANJUT—Aktivitas proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra sesi Padang-Sicincin yang masih berlangsung di atas lahan yang telah dibebaskan, Sabtu (13/3). PT HK selaku kontraktor berharap Pemda segera menyelesaikan pembebasan lahan di ruas lainnya. IST

PADANG, hantaran.co — Pengerjaan jalan tol Padang-Pekanbaru sesi Padang-Sicincin sepanjang 36,6 kilometer (km) masih berlangsung di dua lokasi lahan sepanjang 7 dan 2 kilometer. PT Hutama Karya Indonesia (HKI) selaku kontraktor berharap agar 27,6 kilometer lahan lainnya sudah dibebaskan sebelum Juli 2021.

Hal itu disampaikan Manajer Pembangunan dan Pelaksanaan PT Hutama Karya sesi Sicincin-Padang, Berlin A Tampubolon, saat meninjau lokasi pengerjaan tol penghubung bagi Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) tersebut, Sabtu (13/3). Secara persentase, pengerjaan tol sesi Padang-Sicincin sendiri baru mencapai 20 persen.

“Progres pengerjaan tol Padang-Sicincin sepanjang 36,6km sudah 20 persen, atau 9 km di dua titik berbeda. Titik pertama di atas lahan sepanjang 7 kilometer yang sudah bebas, dan titik kedua di lahan sepanjang 2 kilometer yang sudah diizinkan pemilik lahan,” kata Berlin.

Berlin mengakui, bahwa salah satu hambatan dalam pengerjaan tol sesi Padang-Sicincin saat ini adalah lokasi lahan yang telah dibebaskan yang terpisah-terpisah. Sehingga, pengerjaan tidak bisa dilakukan secara berkelanjutan pada lahan yang sama.

“Sampai sekarang pembangunan di sesi Padang-Sicincin masih berjalan. Tidak ada penghentian. Saat ini, ada yang pengerasan tanah, dan ada juga yang pengerjaan konstruksi. Itu berlangsung masih di atas lahan yang 7 dan 2 kilometer itu,” katanya lagi.

Ke depan Berlin berharap, agar Pemerintah Daerah (Pemda) dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) segera membebaskan lahan-lahan yang berada di antara lokasi pengerjaan tersebut. Agar, proses pembangunan di titik berikutnya tidak terpisah-pisah.

Sementara itu untuk target, Berlin mengatakan untuk pembangunan di atas lahan 7 dan 2 kilometer tersebut akan rampung pada Agustus 2021. Oleh sebab itu, PT HKI mendorong Pemprov Sumbar segera menyelesaikan pembebasan lahan pada lokasi lainnya.

Ia juga menerangkan, bahwa secara keseluruhan pembangunan tol sesi Padang-Sicincin menyebar di 14 Nagari di Kabupaten Padang Pariaman. Saat ini, baru tiga nagari yang lahannya sudah mulai bisa dibebaskan yaitu Nagari Kasang, Parik Malintang, dan Sungai Buluah Selatan.

Berlin memaklumi, bahwa pembebasan lahan di Sumbar memang membutuhkan waktu yang lebih lama ketimbang proses serupa di daerah lain. Sebab, sistem kepemilikan tanah di Sumbar banyak yang dimiliki atas nama kaum. Sehingga, butuh kesepakatan seluruh anggota kaum sebelum tanah dilepaskan meskipun untuk pembangunan.

“Dari 36,6 kilometer sesi Padang-Sicincin, hampir 80 persen adalah tanah milik kaum, yang kita tahu Sumbar dengan kearifan lokalnya persetujuannya juga harus dari seluruh anggota kaum. Sementara itu, banyak anggota kaum yang tinggal di luar kota dan luar provinsi. Ini jadi kendala administrasinya,” katanya lagi.

Ada pun untuk kesepakatan harga, kata Berlin, mayoritas warga ia nilai sudah sepakat dengan harga wajar yang telah dihitung. Setidaknya, sudah disepakati oleh warga di enam nagari yang telah diajak musyawarah. Oleh karena itu ia berharap, agar proses pembebasan lahan selesai dalam waktu dekat.

Menurut Berlin lagi, jika seluruh lahan sesi I bisa dibebaskan sebelum Juli 2021, maka pengerjaan jalan tol sesi Padang-Sicincin ditargetkan bisa rampung dan dioperasikan pada Desember 2022. Sebab, PT HKI juga berharap agar tol tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh warga Sumbar.

“Target sesi I kita tentu tergantung dengan lahan yang sudah dibebaskan. Seandainya seluruh lahan sudah bebas sebelum akhir semester I 2021 atau Juli ini, maka kita rencanakan tol bisa beroperasi pada akhir Desember 2022,” ujarnya.

Tetap Ada Pengalihan

Sementara itu terkait pengalihan (refocusing) pengerjaan tol, kata Berlin, akan tetap dilakukan, terutama sekali pengalihan terhadap bahan-bahan material proyek yang sudah siap digunakan. Pengalihan sendiri mungkin akan dimanfaatkan untuk pembangunan Jalan Trans Tol Sumatra (JSTT) di Riau, Medan, atau Bengkulu.

Berlin menjelaskan, ketersedian bahan pokok proyek dan material saat ini di sesi Padang-Sicincin sudah mencukupi untuk kebutuhan pengerjaan sepanjang 30 kilometer. Akan tetapi, material itu belum bisa digunakan bahkan sejak setahun lalu.

“Material yang sudah tersedia bisa untuk kebutuhan 30 kilometer. Karena lahan di sini belum siap untuk sepanjang itu, maka kita alihkan fokusnya ke ruas lain yang sudah siap lahannya. Intinya, refocusing itu agar material-material yang sudah siap bisa segera dimanfaatkan,” ujarnya.

Namun kata Berlin, hingga saat ini pengalihan material memang belum dilakukan. Termasuk juga memindahkan alat-alat berat dan sumber daya manusia (SDM). Jika nanti pembebasan lahan ruas Padang-Sicincin sudah selesai seluruhnya, maka semua alat dan SDM dapat dialihkan kembali ke Sumbar.

“Jika sebelum Juli ini sudah ada lahan yang bisa dibebaskan, tentu kita bisa langsung eksekusi,” ujarnya lagi.

Menurut Berlin, saat ini Pemprov Sumbar memang tengah fokus dalam pembebasan lahan sesi Padang-Sicincin. Dalam rapat kordinasi beberapa waktu lalu, katanya, Gubernur Mahyeldi sudah menginstruksikan jajarannya untuk segera mengatasi kendala dalam pembebasan lahan tersebut. (*)

hantaran.co