Kesehatan

Covid-19 di Sumbar Tembus 30 Ribu Kasus, Berikut Sebarannya

6
×

Covid-19 di Sumbar Tembus 30 Ribu Kasus, Berikut Sebarannya

Sebarkan artikel ini
Covid-19
Positif Corona. Ilustras

PADANG, hantaran.co — Sejak pertama kali kasus diumumkan pada 26 Maret 2020, hingga kini sudah 30.042 warga Sumbar mengidap Covid-19, dengan total kesembuhan mencapai 28.350. Penerapan protokol kesehatan (prokes) dan pengetesan potensi kasus masih terus diupayakan. Terlebih, varian baru virus corona mulai bermunculan.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, menyebutkan, 30 ribu lebih kasus tercatat setelah dalam 24 jam terakhir hingga Jumat (12/3/2021) ditemukan 57 warga Sumbar lagi yang positif terinfeksi Covid-19. Dalam periode waktu yang sama, kasus sembuh juga bertambah 53 orang.

“Dalam 24 jam terakhir Tim Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso di bawah penanggung jawab dr. Andani Eka Putra telah memeriksa 766 sampel swab,” kata Jasman kepada Haluan.

Jasman merincikan, dari 30.042 kasus yang telah tercatat hampir setahun, sebanyak 258 orang masih dirawat di berbagai rumah sakit rujukan, 740 orang masih menjalani isolasi mandiri, dua orang menjalani isolasi di sarana miliki Pemprov, dan 29 orang menjalani isolasi di sarana milik pemerintah kabupaten/kota.

“Sisanya, 663 pasien atau 2,21 persen dari seluruh kasus itu meninggal dunia. Sedangkan 28.350 orang atau 94,37 persen pasien sudah sembuh. Selain itu, tingkat rasio positif pemeriksaan kita di Sumbar saat ini 7,59 persen, hasi dari pemeriksaan 578.001 spesimen milik 395.886 warga,” kata Jasman lagi.

Jasman juga merincikan, 57 kasus positif baru berasal dari Kota Padang dengan 30 kasus, Padang Panjang 1 kasus, Kota Solok 5 kasus, Kabupaten Padang Pariaman 1 kasus, Kabupaten Solok 1 kasus, Tanah Datar 2 kasus, Pesisir Selatan 4 kasus, Pasaman Barat 5 kasus, dan Solok Selatan 8 kasus.

Ada pun 53 pasien sembuh dilaporkan dari Kota Padang 19 orang, Bukittinggi 5 orang, Kota Pariaman 1 orang, Kabupaten Padang Pariaman 2 orang, Kabupaten Agam 7 orang, Kabupaten Solok 5 orang, Tanah Datar 1 orang, Pesisir Selatan 7 orang, Dharmasraya 5 orang, dan Solok Selatan 1 orang.

“Ada pun untuk zonasi kota dan kabupaten, sejauh ini berdasarkan hasil perhitungan 15 indikator data onset pada pekan ke-51 pandemi Covid-19 di Sumbar, ada sembilan daerah dengan risiko penularan sedang atau zona oranye, sepuluh daerah dangan risiko ringan atau zona kuning, dan tidak ada daerah dengan risiko berat atau zona merah,” ucap Jasman lagi.

Daerah dengan risiko penularan sedang anta lain, Kabupaten Pesisir Selatan, Lima Puluh Kota, Kabupaten Pasaman, Agam, Kota Solok, Solok Selatan, Kota Pariaman, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. “Warga di sembilan daerah ini patut meningkatkan kewaspadaan atas potensi tertular virus corona,” katanya lagi.

Awasi Mutasi

Sementara itu secara nasional, kasus positif Covid-19 kembali bertambah 6.412 kasus pada Jumat (12/3). Penambahan itu membuat total kasus positif Covid-19 di tanah air menjadi 1.410.134 sejak pertama kali diumumkan pada awal Maret 2020 lalu.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, dari jumlah kasus tersebut, 1.231.454 di antaranya telah sembuh. Sementara itu, jumlah pasien yang meninggal dunia usai terinfeksi Covid-19 tercatat sudah sebanyak 38.229 orang. Di sisi lain, virus corona sendiri telah bermutasi dan memunculkan beberapa varian baru seperti jenis B117 dan N439K.

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menduga, orang yang terpapar mutasi virus corona varian B117 sudah lebih dari enam orang, sebagaimana laporan terbaru pemerintah.

Zubairi mengatakan, teknik pencarian strain virus dengan metode Whole Genome Sequence (WGS) untuk mendeteksi varian tersebut dilakukan secara acak. Artinya, setiap temuan kasus positif covid-19 individu lewat tes swab tak langsung kemudian juga ikut diperiksa menggunakan WGS. “Menurut dugaan saya, sudah menyebar lebih dari yang dilaporkan,” kata Zubairi.

Dengan kondisi itu, kata Zubairi, ia pun meminta pemerintah lebih memperketat pintu kedatangan dari luar negeri. Selain itu, pemerintah juga diminta menerapkan pembatasan lebih ketat dalam menerapkan pembatasan masyarakat.

Zubairi berharap, agar varian B117 tak membawa banyak peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Ia lantas menyoroti pelandaian kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia dalam dua pekan terakhir. “Jumlah kasus baru saat ini di bawah 9 ribu. Semoga virus yang lama kombinasi B117 jumlahnya tidak menyebabkan angka meningkat drastis,” ujarnya lagi.

Selain itu, virus corona SARS-Cov-2 yang bermutasi jadi varian N439K mendapat perhatian setelah IDI mengimbau agar warga waspada. Pasalnya varian ini sudah menyebar di 30 negara dan disebut lebih “pintar” dari varian corona lain. Varian virus ini lebih pintar karena menurut Ketua Umum IDI Daeng M. Faqih mutasi membuat virus ini tak dikenali antibodi.

“Ini berarti virus memiliki banyak cara untuk mengubah domain imunodominan untuk menghindari kekebalan (tubuh manusia) sekaligus mempertahankan kemampuan untuk menginfeksi dan menyebabkan penyakit,” kata Gyorgy Snell, Direktur Senior Biologi Struktural di Vir Biotechnology California, AS.

Virus ini pertama dideteksi pada Maret 2020 di Skotlandia, Inggris. Penelitian tentang varian ini sudah diterbitkan di Jurnal Cell sejak 25 Januari dan sudah ditinjau rekan sejawat (peer reviewed). Sementara dari tingkat penularan, virus ini masih serupa dengan virus corona awal. Tidak seperti varian B117 yang juga berasal dari Inggris yang punya kemampuan penularan lebih tinggi.

Peneliti menunjukkan bahwa mutasi ini memberikan resistansi terhadap antibodi serum dan banyak antibodi monoklonal penawar, termasuk salah satu bagian dari pengobatan yang diizinkan untuk penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS).

Temuan penting dari makalah penelitian ini adalah tingkat variabilitas yang ditemukan pengikatan Reseptor Imunodominan (RBM) pada protein spike virus Corona. Setelah ditelusuri, varian ini merupakan garis turunan kedua dari varian B.1.258 yang telah muncul secara independen di negara-negara Eropa. (*)

Ishaq/hantaran.co