Sumbar

1973 Rumah di 4 Kecamatan di Kabupaten Solok Dapat Program Air Bersih

×

1973 Rumah di 4 Kecamatan di Kabupaten Solok Dapat Program Air Bersih

Sebarkan artikel ini
program air bersih kabupaten solok
Seorang warga berada di dekat pemasangan pipa air bersih Jorong Panarian,Nagari Talang Kabupaten Solok beberapa waktu lalu

SOLOK, hantaran.co—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok berupaya memenuhi kebutuhan air bersih masyarakatnya. Meski terbatas anggaran daerah, Bupati Solok Epyardi Asda menggandeng anggota DPR RI Athari Gauti Ardi dengan anggaran pusat.

Cara ini cukup berhasil. Dana pusat berhasil dibawa dan berdampak pada masyarakat.

Pada akhir 2024 ini, program air bersih itu dapat mengaliri sebanyak 1973 rumah. Ini salah satu capaian cukup besar oleh Pemerintah Kabupaten Solok.

Direktur PDAM Kabupaten Solok Febri Fauza mengatakan, total rumah yang mendapat air bersih sebanyak 1973 yang terbagi di 4 kecamatan.

“Kecamatan Junjung Sirih (1190) Gunung Talang (149) Lembang Jaya (312) dan Hiliran Gumanti (322). Ini semua program inpres air minum yang diusung Ibu Athari ke Kabupaten Solok,”ujarnya pada Senin (2/12/2024).

Dijelaskannya, di 2024 ini Kabupaten Solok mendapatkan kucuran bantuan dana percepatan Air Minum/Inpres Air Minum sebesar Rp 15.234.990.000,00 (Lima Belas Miliar Dua Ratus Tiga Puluh Empat Sembilan Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah) secara bertahap. Dan dana itu berasal dari APBN.

“Untuk Rp9 miliar lebih masuk dalam tahap satu. Kenapa kita prioritaskan 4 kecamatan itu? Karena untuk Junjung Sirih, Hiliran Gumanti dan Lembang Jaya belum ada sistim. Sedangkan untuk Gunung Talang akan dimaksimalkan lagi, karena banyaknya gangguan sistim di sana, termasuk tidak mengalirnya air pada fasilitas-fasilitas vital milik pemerintah. Sedangkan untuk  tahap dua nantinya adalah, Nagari Surian, Alahan Panjang, dan perumahan yang ada di arosuka sekitarnya, termasuk Guguak, Gunung Talang,”ucapnya lagi.

Lebih lanjut diungkapkannya, pengerjaan atau pemasangan pipa dan kilometer air sudah berjalan di beberapa nagari.

“Sedang pengerjaan, pipa sudah masuk begitu juga kilometernya. Untuk airnya direncanakan akan bisa dinikmati pada Desember ini,”ungkapnya.

Permasalah air bersih tidak hanya soal pipa tetapi juga berkaitan dengan kerjasama Pemko Solok dengan Pemkab Solok.

Seperti diketahui, sejumlah sumber air bersih untuk Kota Solok berasal dari Kabupaten Solok. Bahkan permasalah ini sempat viral Bupati Epyardi Asda dengan tegas akan memutuskan kerja sama jika Pemko Solok belum bisa menyelesaikannya.

Air minum/bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Akses yang mudah terhadap air minum yang layak menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kesehatan, kesejahteraan, dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Inpres percepatan penyediaan air minum yang menyasar masyarakat perkotaan, diarahkan untuk memanfaatkan kapasitas produksi sistem penyediaan air minum (SPAM) yang belum terpakai (idle capacity) di daerah sebesar total 25.500 liter per detik.

Awalnya, program ini menjadi kabar baik di tengah seretnya pertumbuhan akses air minum perpipaan bagi masyarakat. Terlebih bila mengacu pada isu dan permasalahan sektor air minum yang masih berkutat pada cakupan pelayanan yang rendah namun di sisi lain masih tersedia idle capacity yang masih tinggi.

Hingga 2022 capaian akses air minum perpipaan berdasarkan data BPS 2023 sebesar 19,76 persen. Di tingkat ASEAN capaiain ini termasuk terendah dibanding capaian layanan air perpipaan negara tetangga seperti Singapura 100 persen; Malaysia 95 persen; Thailand 71 persen; Philipina 60 persen; Myanmar 27 persen; Kamboja 25 persen. Untuk akses sanitasi, hingga tahun 2022 baru mencapai 10,16 persen dari target 15 persen di tahun 2024, yang menempatkan Indonesia pada posisi terendah di negara ASEAN.

(Dafit/Hantaran.co)